Saat ini cukup banyak mitos yang beredar tentang Susu UHT. Hal ini lalu membuat banyak orang menjadi bingung, apakah hal tersebut hanya sekedar mitos, ataukah merupakan fakta yang sudah disetujui oleh para ahli medis. Nah, agar Milk Lovers tidak bingung, berikut adalah mitos dan fakta tentang susu UHT yang sebaiknya Milk Lovers ketahui kebenarannya. 

  1. Susu UHT memakai pengawet

Fakta: Anggapan susu UHT memakai pengawet hanyalah mitos belaka. Susu UHT bisa tahan lama karena melalui proses UHT (Ultra High Temperature), salah satu cara paling efektif untuk mengawetkan susu. Proses ini tidak menggunakan bahan pengawet, melainkan melalui pemanasan pada suhu yang tinggi, yang akan mematikan kuman-kuman yang ada di dalam susu, sehingga masa pemakaian susu bisa menjadi lebih panjang.

  1. Susu UHT tidak boleh diminum oleh balita

Fakta: Menurut informasi di artikel yang ditulis oleh dr. Melyarna Putri di situs klikdokter.com, susu UHT bisa dikonsumsi oleh balita. Tapi, WHO (World Health Organization) menganjurkan susu UHT hanya dikonsumsi oleh balita setelah ia berusia 2 tahun dengan memperhatikan kesiapan saluran pencernaannya dalam menerima produk susu. 

  1. Susu UHT harus disimpan di kulkas

Fakta: Susu UHT memang harus masuk kulkas, tapi ketika kemasannya sudah dibuka. Kemasan susu UHT mampu melindungi susu tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme yang bisa menyebabkan susu menjadi basi selama belum dibuka. 

Tapi saat kemasannya sudah dibuka, pelindung terhadap kontaminasi mikroorganisme tersebut juga ikut terbuka. Karena itu, susu UHT yang sudah dibuka kemasannya, tapi tidak habis dalam satu kali pemakaian, harus segera disimpan ke dalam lemari pendingin agar tidak basi.

Itulah beberapa mitos dan fakta tentang susu UHT yang sebaiknya Milk Lovers ketahui kebenarannya. Semoga bermanfaat dan ingat untuk selalu mengonsumsi susu dua kali sehari ya, Milk Lovers!