Sama seperti manusia, sapi pun butuh makanan yang bergizi. Selain untuk menjaga kesehatan dan memaksimalkan pertumbuhannya, makanan sapi berkualitas pun dibutuhkan untuk menghasilkan susu dalam jumlah yang banyak, dan berkualitas baik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Maryland Experiment Station, menyebutkan jika jumlah produksi dan komposisi susu, sangat ditentukan oleh banyaknya dan mutu pakan itu sendiri. Dengan pakan yang baik, dan jumlah yang rasional, maka produksi susu pun akan cenderung meningkat.

Walaupun begitu, ada batasan khusus mengenai jumlah pemberian pakan. Dalam penelitian yang sama, disebutkan jika pemberian pakan yang berlebih, terlebih dengan cara sedikit pemaksaan, justru akan membuat sapi stres dan produksi susu pun akan berkurang.

Dalam penelitian lainnya yang dilakukan New York Experiment Station, yang meneliti sekelompok sapi dari daerah pertanian dekat Cornell University, menyatakan jika sapi yang diberi pakan sesuai dengan kebutuhan, cenderung lebih sehat dan menghasilkan susu berkualitas baik.

Uniknya lagi, dalam penelitian ini pun ditemukan fakta lainnya, dimana pemberian pakan sesuai dengan kebutuhan, tidak hanya akan meningkatkan jumlah produksi dan kualitas susu yang dihasilkan, tapi berpengaruh juga kepada masa laktasi induk sapi tersebut.

Faktor apa saja yang mempengaruhi jumlah produksi susu?

Selain faktor pakan, masih banyak faktor lainnya yang mendukung jumlah produksi susu, salah satunya adalah faktor genetika. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dairy Herd Improvement Association (DHIA), menyatakan jika faktor gentik berpengaruh besar terhadap kemampuan produksi susu.

Tidak hanya itu, faktor genetik pun berpengaruh besar kepada kadar lemak dalam susu dan kandungan nutrisi lainnya. Penelitian tersebut menyatakan jika sapi jenis Holstein, Ayrshire, Brown Swiss, Milk Shorthorn, Guernsey, dan Jersey, merupakan sapi terbaik dengan jumlah produksi susu terbanyak.

Selain faktor genetik, faktor usia sapi, masa laktasi, serta faktor hormonal turut berpengaruh kepada produksi sapi. Selain itu, jangan lupakan juga faktor kesehatan, baik kesehatan fisik atau mental sapi itu sendiri. Pasalnya, sapi yang stres cenderung sulit menghasilkan susu yang melimpah.

Bahkan menurut penelitian yang dilakukan University of Leicester, menyatakan jika sapi-sapi yang mendengarkan musik, cenderung memiliki emosi yang stabil dan mampu memproduksi susu lebih banyak ketimbang sapi yang tidak mendengarkan musik.

Penelitian ini didasarkan kepada kebiasaan pada peternakan sapi di Dortmund, yang kerap menyajikan pertunjukan musik untuk menemani para sapi bermain dan makan di ladang. Bahkan setelah itu, sapi-sapi ini pun masih akan mendengarkan alunan musik klasik ketika diperah.

Di Jerman sendiri, seluruh susu yang dihasilkan oleh sapi-sapi yang sering mendengarkan musik ini dijual dengan merek Konzertmilch, yang berarti susu konser. Cukup menarik bukan?