Autoimun merupakan salah satu penyakit yang menjengkelkan dan cukup sulit diatasi. Tidak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, penyakit autoimun pun akan membuat penderitanya berada dalam risiko tinggi saat menjalani kehamilan.

Autoimun sendiri merupakan kondisi saat sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi tubuh dari serangan virus dan bakteri penyebab penyakit, justru malah menyerang sel-sel tubuh yang sehat. Jelas ini sangat berbahaya, dan bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Apa Dampaknya Bagi Ibu Hamil?

Banyak hal yang bisa terjadi saat Ibu hamil mengalami autoimun, salah satunya Antiphospholipid antibody syndrome atau aPL, serta lupus. Jika tidak terkontrol, kedua hal ini bisa memicu keguguran secara berulang, atau terjadi kelahiran prematur.

Selain dampak tersebut, menurut Dr. Laniyati Hamijoyo, dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Reumatologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjajaran, Bandung, menyebutkan masih banyak risiko lain yang mungkin akan dialami ibu hamil akibat dari autoimun ini, diantaranya:

1. Artritis Reumatoid. Biasanya, kondisi ini akan menyebabkan gejala rematik setelah melahirkan.

2. Penyakit Grave yang berisiko menyebabkan kelahiran prematur, dan bayi lahir dengan berat badan rendah. Pada Ibu hamil. Anda berisiko mengalami hipertensi selama kehamilan.

3. Skleroderma. Penyakit ini umumnya mudah diterapi. Tapi Anda harus berhati-hati, pasalnya beberapa obat penyakit ini bisa berpengaruh buruk pada kesuburan.

4. Sklerosis Multipel, yang menyebabkan otot terasa lemah, gangguan koordinasi gerak, dan rasa lelah yang sangat hebat. Kondisi ini meningkatkan risiko operasi caesar.

5. Miastenia Gravis, yang berpengaruh kepada masalah pernapasan. Hal ini disebabkan karena otot pernafasan yang tidak berfungsi dengan maksimal.

Bagaimana Solusinya?

Satu hal yang sangat penting adalah, Anda wajib berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum memulai program kehamilan. Dengan begitu, dokter akan memberikan terapi khusus agar Autoimun tidak terlalu berbahaya bagi kehamilan Anda.

Jika sudah terlanjur, sebaiknya konsultasikan dengan dokter tentang langkah apa yang harus dilakukan. Biasanya dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan khusus terkait kondisi Autoimun yang Anda derita, dan risiko yang disebabkan penyakit tersebut.