Sebuah studi yang dilakukan oleh ilmuwan dari Universitas of British Columbia menjelaskan jika sensitivitas seseorang dalam menanggapi sebuah informasi yang sangat emosional sangat berkaitan dengan tingkat tertentu pada gen mereka sendiri. Dalam Journal of Neoroscience, profesor Rebecca Todd dan rekannya mengungkapkan jika variasi genetik memiliki aktivitas yang lebih tinggi pada area otak , cenderung mengatur emosi, mengevaluasi ancaman dan mengevaluasi kesenangan yang diterimanya. Hal ini berlaku untuk semua manusia, tidak terkecuali anak muda.

Perkembangan Emosi Pada Usia Remaja

Mungkin Milk Lovers sering mendengar istilah jiwa muda kerap dianggap sebagai jiwa bergairah tinggi dengan perkembangan emosi yang tidak stabil. Benarkah anak muda cenderung tidak mampu mengendalikan emosinya? Faktanya, usia remaja memang usia yang sangat riskan terhadap perkembangan emosi akan tetapi bukan berarti tidak bisa mengendalikan emosi ya Milk Lovers.

Seperti penelitian yang telah dipublikasikan dalam Journal of Neoroscience, seseorang akan mengevaluasi setiap ancaman dan kesenangan yang diterimanya dari lingkungan dengan emosi yang berbeda. Saat anak muda cenderung tidak bisa mengendalikan emosi dan berubah menjadi pribadi yang nakal, maka kemungkinan besar jika ada rasa tidak puas dan tidak aman yang mereka alami. Luella Cole dalam bukunya menjelaskan jika ada 3 jenis emosi yang menonjol pada usia remaja, yaitu:

  • Emosi marah, lebih mudah timbul dibandingkan jenis emosi lainnya. Emosi jenis ini cenderung sangat sulit untuk dikendalikan dan biasanya disebabkan karena dipermalukan, direndahkan, dihina atau sejenisnya. Hanya saja, sebagian besar remaja dengan pemikiran yang lebih matang akan mencoba menekan emosi kekanak-kanakan untuk bertindak kasar dengan menggunakan cara yang lebih sopan.
  • Emosi takut, rasa takut pada usia muda sering disebabkan karena rasa takut terhadap penolakan keluarga, status di kelompok teman sebaya, takut penyesuaian di bidang pendidikan, ketakutan terhadap seks dan rasa takut terhadap keberadaan diri. Pada remaja dengan pemikiran yang lebih matang, rasa takut ini akan dihindari dan mencari jalan keluar agar masalah tersebut bisa teratasi.
  • Emosi cinta, yang telah ada pada anak semenjak bayi hingga dewasa. Hanya saja di usia remaja emosi cinta akan ditujukan untuk lawan jenis dan membuat anak muda mencoba mencurahkan kasih sayang kepada lawan jenis pilihannya. Pada usia remaja, emosi cinta termasuk hal yang lumrah dirasakan dan merupakan perkembangan yang normal.

Meskipun cukup sulit mengendalikan emosi saat hormon dan variasi gen memiliki aktivitas yang tinggi, akan tetapi sudah menjadi kewajiban remaja untuk selalu mengontrol emosinya sebagai pribadi yang sehat. Selain itu, peran orang tua, guru dan lingkungan masyarakat juga sangat diperlukan untuk membantu pembentukan emosi remaja yang lebih sehat.